Sabtu, 16 Maret 2013

Profil David Trezeguet

Profil David Trezeguet

Nama Lengkap : David Sergio Trezeguet
Tempat Lahir : Rouen, Perancis
Tanggal Lahir : 15 Oktober 1977
Kebangsaan : Perancis
Posisi : Penyerang/striker
Tinggi badan : 1.90 m
karir internasional : Platense (1993 – 1995), Monaco (1995 – 2000), JUVENTUS (2000 – 2010), Hercules (2010 – …)


David Sergio Trezeguet pertama bermain sepak bola untuk klub Argentina, Atletico Platense di tahun 1994. Ia kemudian memperkuat klub Ligue 1, AS Monaco pada periode 1995-2000 sebelum hijrah ke Juventus pada tahun 2000.

Pada tahun 1997, Trezeguet mencetak gol ke gawang Manchester United yang oleh UEFA dicatat sebagai gol dengan kecepatan tertinggi dalam sejarah Liga Champions dalam laga perempat final. Gol itu tercatat memiliki kecepatan 157 km/jam.

Trezeguet juga mencatatkan diri sebagai pencetak gol ke-3000 dalam sejarah Liga Champions ketika menjebol gawang Olympiakos di tahun 2004.

Trezeguet memainkan laga internasional pertama bersama tim muda Prancis pada turnamen FIFA World Youth Championship 1997. Di Piala Dunia 1998, ia tergabung dalam skuad Les Bleus yang memenangkan gelar juara dunia diikuti gelar Piala Eropa di tahun 2000. Pada laga final Euro 2000, Trezeguet mencetak gol emas yang membawa Prancis meraih trofi setelah menaklukkan Italia di partai final.

Di tahun 2006, Trezeguet kembali membawa Prancis ke final Piala Dunia di Jerman. Sayangnya mereka kali ini ditundukkan tim Italia di final lewat drama adu penalti yang berkesudahan 5-3, di mana Trezeguet termasuk satu dari pemain Prancis yang gagal mengeksekusi penalti.

Setelah gagal masuk skuad Prancis di Euro 2008 akibat tak sepaham dengan pelatih Raymond Domenech, Trezeguet mengumumkan pengunduran dirinya dari karir internasional pada 9 Juli 2008.


KARIR DI JUVENTUS

Ada musim keduanya di Juventus dia mencetak 24 gol dalam 34 pertandingan juventus yang menjadikan dia sebagai pencetak gol terbanyak atau capocannonierie Serie A bersama dengan Dario Hubner dari Piacenza,di musim tersebut dia mengantarkan Juventus ke tangga juara seri e A. Di musim yang sama ini ia juga di anugerahi sebagai Pemain asing terbaik serie A.
 Pada tahun 2003 Trezegol ikut mengantarkan juventus ke UEFA Champions League Final, Sayang Trezeguet adalah salah satu dari tiga pemain Juventus yang gagal mengeksekusi penalthy karena diselamatkan oleh kiper AC Milan Dida, yang menjadikan Juventus kalah 3-2 pada adu penalti setelah bermain imbang 0-0. Ini akan menjadi Trezeguet terdekat yang pernah mendapat untuk memenangkan Liga Champions. Pada tahun 2004, legenda Brasil, Pelé memasukkan Trezeguet ke dalam daftar FIFA 100 – yaitu 125 pemain sepakbola terbesar yang hidup.Meskipun memenangkan 2004-05 dan 2005-06 , Juventus tertangkap dalam skandal sepakbola Italia 2006 yang mengguncang sepakbola Italia, dan bersama dengan AC Milan, Fiorentina, Lazio dan Reggina, Juventus dituduh mengatur score pertandingan. Sehingga Juventus di musim itu menanggalkan title juara 2004-05 dan 2005-06 (salah satunya di”curi “ inter asu), dan terdegradasi ke Serie B dan untuk memulai musim 2006-07 dengan defisit 30 poin (akhirnya dikurangi menjadi 9 poin). Setelah degradasi paksa ke Seri B, klub kehilangan beberapa pemain bintang, termasuk Fabio Cannavaro ke Real Madrid, Gianluca Zambrotta ke Barcelona, Adrian Mutu ke Fiorentina dan Zlatan Ibrahimovic ke Inter. rekan Lilian Thuram Trezeguet’s dan Patrick Vieira masing-masing dijarah Barcelona dan Inter. Manajer Fabio Capello membelot ke Real Madrid, dan mantan legenda Juventus dan mantan rekan’s Trezeguet dan kapten Perancis, Didier Deschamps, ditunjuk sebagai manajer baru. Sebagai salah satu pemain bintang klub, Trezeguet adalah sangat terkait dengan pindah dari Juventus, tapi ia akhirnya tinggal bersama Bianconeri untuk menyelamatkan mereka dari divisi dua dan membantu klub kembali ke kancah serie A.
Pada tanggal 16 September 2006, sebelum Juventus bertanding melawan Vicenza, ia dianugerahi piring peringatan dalam pengakuan 125 gol karir. Pada tanggal 19 Mei 2007, Juventus promosi ke Seri A setelah menang 5-1 atas Arezzo. Trezeguet mencetak gol kelima yang membuat promosi otomatis. Meskipun berhasil kembali ke Serie A, bukan tanpa kontroversi. Setelah mencetak gol dalam pertandingan final Juventus ‘dari Serie B musim 2006-07 melawan Spezia, Trezeguet memberi isyarat ke arah presiden klub, membuat nomor 15 dengan jarinya – jumlah gol ia mencetak sepanjang musim Serie B – yang diikuti oleh isyarat tangan yang berarti “Saya keluar dari sini” . Namun., Juventus mengumumkan pada tanggal 25 Juni 2007, bahwa Trezeguet telah memperpanjang kontrak sampai 2011.
Selama musim 2007-08 Serie A, Trezeguet mencetak 20 gol liga, dan kedua hanya untuk rekan dan kapten klub Alessandro Del Piero untuk Capocannoniere. Juventus duduk di peringkat ketiga dalam liga untuk lolos ke Liga Champions setelah dalam 2 tahun menghilang.Pada tanggal 9 Desember 2009, Trezeguet mencetak gol 168-nya untuk Juventus dalam kekalahan 4-1 dari Bayern Munich di Liga Champions UEFA 2009-10, yang membuatnya jadi pemain asing dengan koleksi gol terbanyak, melebihi Omar Sivori’s dengan 167 gol. Pada akhir musim 2009-10, David Trezeguet menduduki peringkat ke -4 pencetak gol terbanyak sepanjang masa Juventus dengan 171 gol.

Pada bulan Agustus 2010 Trezeguet diputus kontraknya dari dua belas bulan sisa kontraknya oleh Juventus dan memutuskan hengkang ke klub promosi spanyol, Hercules.

Profi Pavel Nedved

  Pavel Nedved : Tidak Bisa Hidup Tanpa Juve

Pavel Nedved. Bagaimana memulai kisah tentang pemain ini? Perasaan kagum, bangga, takjub semua bercampur menjadi satu saat mengumpulkan data fakta tentang Legenda satu ini. Terlalu banyak kisah legendaries dari sosok Nedved yang mampu membangkitkan semangat & mengajari kita semua tentang arti sebenarnya dari Juventus. Kita mulai saja dengan meneriakkan cori yang selalu diteriakkan di Curva sud, “Pavel Pavel Nedved Nedved!”


“Saya berangkat ke sekolah sepakbola yang jaraknya 60 mil (96 km) dari rumah. Berlatih 12 jam sehari menggunakan kedua kaki hingga Saya tidak tahu lagi kaki mana yang lebih kuat. Di Sparta Praha usai pertandingan Saya akan kembali ke lapangan untuk berlatih hingga lampu dipadamkan” Pavel Nedved

Pavel lahir di Cheb sebuah kota kecil di dekat ibukota Praha. Kedua orang tua Nedved Vaclav and Ana selalu menginginkan agar anaknya ini menjadi seorang akuntan. Namun takdir berkehendak lain. Sejak kecil Nedved sudah menunjukkan kecintaan yang luar biasa terhadap sepakbola. Melihat bakat & minat Nedved yang besar inilah Vaclav & Ana akhirnya memutuskan untuk memasukkan anak mereka dalam sebuah tim lokal (youth) bernama TJ Skalna. Saat itu usia Nedved masih 5 tahun. Di tim lokal ini Nedved bertahan selama 8 tahun untuk kemudian pindah ke Rudá Hvězda Cheb. Semusim di klub ini, Nedved kemudian pindah lagi ke Skoda Plzen, di tim inilah Nedved bertemu dengan Josef Žaloudek yang dikenal sebagai pelatih junior terbaik di seluruh Republik Ceko. Josef saat itu langsung menyadari potensi besar Nedved yang sejak masih remaja terkenal dengan kondisi fisik yang prima serta tendangannya yang sangat keras. Josef memberikan perhatian khusus kepada perkembangan Nedved, di liburan musim panas misalnya secara khusus Josef mengajak Nedved tinggal di apartemennya dan melatihnya secara pribadi. Josef kemudian dikenal sebagai ayah kedua bagi Nedved. Yang menarik adalah, Josef meniggal akibat serangan jantung tepat pada tahun dimana Nedved menerima penghargaan individu tertinggi dalam karirnya, 2003.

“Josef Zaloudek adalah sosok yang sangat berarti dalam hidup saya. Ia tidak hanya mengajadi tentang bagaimana menjadi seorang pe-sepakbola, tapi juga tentang menjalani sebuah kehidupan.” Pavel Nedved

5 tahun di Skoda Plazen, Nedved mendekat ke ibukota praha dan bergabung dengan tim Dukla Prague (musim 91/92). Di tim inilah Nedved memulai karir profesionalnya pada usia 19 tahun dan untuk pertama kalinya menggunakan jasa seorang agen / manager. Agen pertama Nedved tidak lain adalah Zdeňkem Nehodou seorang mantan pemain hebat & juara eropa pada tahun 1976. Nehodou lah yang kemudian banyak mengajarkan tentang empati yang dibutuhkan untuk menjadi seorang juara. Selama satu musim di Dukla Prague, Nedved bermain sebanyak 19 pertandingan dan menyumbangkan 3 gol. Melihat kepiawaian Nedved, Tim terbesar di Ceko yaitu Sparta Prague pun merekrut Nedved di musim 92-93. Selama 4 musim di Sparta Nedved bermain sebanyak 117 pertandingan dan mencetak 28 gol serta memenangkan beberapa gelar seperti 3 kali Juara Liga Ceko dari musim 92-93 sampai 94-95 (3 musim berturut-turut) serta satu Piala Liga (96).
Sukses di level tim kemudian membuka peluang Pavel untuk berlaga di ajang internasional, EURO 1996 di Inggris. Selain sukses mengantarkan Rep. Ceko lolos ke putaran final, secara mengejutkan penampilan cemerlang Nedved berhasil mengantarkan Ceko menjadi runner up setelah dikalahkan Jerman di partai final. Dalam kompetisi ini Nedved juga mencetak satu gol ke gawang Italia yang dalam turnamen ini harus tersingkir di babak penyisihan group. Prestasi Nedved di ajang inilah yang membuat namanya laris diburu tim-tim besar eropa lainnya. Adalah PSV Eindoven & Lazio yang saat itu serius mendatangkan Nedved. Perburuan akhirnya dimenangkan oleh Lazio yang saat itu dilatih oleh Zdenek Zeman yang kebetulan juga berasal dari Rep. Ceko. Nedved resmi pindah berlaga di Serie A dengan nilai transfer €4.5jt.

“Ayah mengajarkan bahwa sepakbola yang sempurna sebagian dimainkan di hati & sebagian lagi di otak. Saya harus berlatih dengan keras tapi harus lebih keras lagi saat bertanding. Tahu kapan harus bermain sebagai tim dan kapan mengandalkan kemampuan individu. Tapi yang paling penting adalah kita harus memiliki Integritas” Pavel Nedved

Masa-masa awal kehidupan Nedved di Italia tidaklah mudah. Selain harus berusaha menguasai bahasa Italia, Sang Istri Ivana juga sedang hamil saat itu. Ditambah lagi dengan tuntutan untuk selalu bekerja keras yang disematkan kepada Nedved baik di sesi latihan maupun saat pertandingan untuk dapat bersaing dengan rekan-rekan satu tim nya di Lazio. Beruntung Pavel tidak butuh waktu terlalu lama untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan barunya ini.
Di musim perdananya Nedved bermain di 38 pertandingan dan menyumbangkan total 10 gol serta membawa Lazio finish di posisi ke 4 klasemen akhir. Total selama 5 musim di Lazio Pavel menyumbangkan 1 gelar scudetto, 2 coppa Italia, 2 super copa italia, 1 Piala Winners (Europa League) & 1 UEFA super cup. Selama di Lazio, Nedved pernah ditangani pelatih-pelatih hebat seperti Dino Zoff & Sven Goran Eriksson.
Pada kompetisi EURO 2000 meski melalui babak kualifikasi dengan sangat baik, Rep. Ceko gagal mengulang prestasi 4 tahun lalu di Inggris. Kali ini Nedved dkk gagal melewati Belanda & Perancis di babak penyisihan group. Namun perlu dicatat, seusai ajang ini Nedved dipercaya menjadi Kapten Tim Nasional Rep. Ceko pada usia 28 tahun.
Sesuai dengan karakteristik Nedved sebagai pemain yang berambisi untuk meraih prestasi tertinggi, semua gelar yang berhasil diraihnya selama di Lazio ternyata belum cukup. Pada musim panas 2001, Nedved jadi rebutan tim-tim besar di Eropa. Sebut saja Manchester United, Real Madrid, Arsenal, Barcelona, ​​Inter Milan, Chelsea & yang paling serius Juventus. Menanggapi hal ini, Pemilik Lazio saat itu Sergio Cragnotti mengatakan “Kami memiliki 3 permata dalam diri Nesta, Veron & Nedved. Ketiganya tidak dijual”. Namun masalah financial yang melanda Lazio membuat Cragnotti harus putar otak dan menemukan strategi yang menarik. Saat itu juga Lazio langsung memperpanjang kontrak Nedved hingga 2006 dan mengatakan bahwa Nedved & keluarganya bahagia tinggal di Roma dan ingin mengakhiri karir di Lazio.

Strategi ini ternyata tidak membuat Juventus mundur. Luciano Moggi sadar bahwa Cragnotti sedang dililit masalah finansial dan butuh dana segar. Selain itu selama negosiasi itu dua kali Marcelo Lippi menemui Nedved dengan jet pribadi untuk menjanjikan posisi kunci di tim asuhannya. Nedved juga diyakinkan bahwa didunia ini tidak ada lagi tim yang menawarkan ketenaran, tradisi & ambisi seperti yang dimiliki Juventus dan keluarga Agnelli. Hingga akhirnya Juventus memberikan penawaran sebesar €41jt (rekor nilai transfer terbesar bagi seorang pemain asal Ceko) untuk mendatangkan Nedved. Sebuah penawaran yang sulit ditolak oleh Lazio maupun Nedved secara pribadi.
Singkat kata, Pavel pun berlabuh ke kota Turin untuk membela salah satu tim terbesar di dunia, Juventus. Saat itu Nedved sudah menginjak usia 29 tahun, usia yang bisa dikatakan senja untuk seorang pemain tengah. Beberapa kalangan menilai direksi Juve terlalu berani mengeluarkan uang dalam jumlah sebesar itu untuk seorang pemain yang sebentar lagi menginjak kepada tiga. Apalagi Nedved didatangkan sebagai pengganti Zinedine Zidane, legenda lainnya yang pada musim yang sama ditransfer ke Real Madrid dengan nilai transfer €75jt. Bersamaan dengan Nedved, Luciano Moggi juga mendatangkan nama-nama besar seperti Buffon & Thuram yang menunjukkan keseriusan manajemen untuk berbenah & segera memenangkan sesuatu.

“Anda bisa hidup tanpa sepak bola, tapi tidak tanpa Juventus!” Pavel Nedved
sumber : Kaskus(Juventini Kaskus dan JCI)

Jumat, 08 Maret 2013

Tragedi Heysel

Tragedi Heysel


Tragedi Heysel terjadi pada tanggal 29 Mei 1985 di mana pada saat itu tengah terjadi pertandingan antara Liverpool dan Juventus di Piala Champions (saat ini Liga Champions). Peristiwa ini merupakan sejarah buram persepak bolaan Inggris pada tahun itu, karena saat itu klub-klub Inggris sedang jaya-jayanya. Karena peristiwa ini pula tim-tim dari Inggris dilarang bermain di tingkat internasional selama 5 tahun lamanya. Peristiwa ini bermula dari fans masing-masing klub yang saling mengejek dan melecehkan. Lalu tiba-tiba sekitar satu jam sebelum kick off kelompok hooligan Liverpool menerobos pembatas masuk ke wilayah tifosi Juventus. Tidak terjadi perlawanan karena yang berada di bagian tersebut bukanlah kelompok Ultras. Pendukung Juventus pun berusaha menjauh namun kemudian sebuah tragedi terjadi. Dinding pembatas di sektor tersebut roboh karena tidak kuasa menahan beban dari orang-orang yang terus beruhasa merangsek dan melompati pagar. Ratusan orang tertimpa dinding yang berjatuhan. Akibat peristiwa ini sebanyak 39 orang meninggal dunia dan 600 lebih lainnya luka-luka.
Meskipun terjadi peristiwa yang mengenaskan dengan jumlah korban yang begitu besar, panitia memutuskan untuk terus melanjutkan pertandingan. Kick off dilakukan setelah kapten kedua kesebelasan meminta penonton untuk tenang. Alasan lain adalah untuk meredam atmosfer kerusuhan yang mulai menyebar. Tifosi Ultras Juventus di bagian lain stadion sempat akan melakukan pembalasan. Mereka mencoba untuk bergerak ke arah pendukung Liverpool namun berhasil dicegah satuan keamanan. Dengan dimulainya pertandingan maka suasana bisa mulai dikendalikan. Pertandingan itu sendiri dimenangi Juventus dengan hasil akhir 1 - 0. Michel Platini mencetak gol semata wayang Juventus dari titik penalti setelah Michael Platini dilanggar oleh pemain Liverpool.

Daftar isi

Korban

39 suporter sepak bola meninggal dalam peristiwa ini, 32 suporter Juventus, 4 orang warga negara Belgia, 2 orang Perancis serta seorang Irlandia.
  • Rocco Acerra (29)
  • Bruno Balli (50)
  • Alfons Bos
  • Giancarlo Bruschera (21)
  • Andrea Casula (11)
  • Giovanni Casula (44)
  • Nino Cerrullo (24)
  • Willy Chielens
  • Giuseppina Conti (17)
  • Dirk Daenecky
  • Dionisio Fabbro (51)
  • Jacques François
  • Eugenio Gagliano (35)
  • Francesco Galli (25)
  • Giancarlo Gonnelli (20)
  • Alberto Guarini (21)
  • Giovacchino Landini (50)
  • Roberto Lorentini (31)
  • Barbara Lusci (58)
 
  • Loris Messore (28)
  • Gianni Mastrolaco (20)
  • Sergio Bastino Mazzino (38)
  • Luciano Rocco Papaluca (38)
  • Luigi Pidone (31)
  • Bento Pistolato (50)
  • Patrick Radcliffe
  • Domenico Ragazzi (44)
  • Antonio Ragnanese (29)
  • Claude Robert
  • Mario Ronchi (43)
  • Domenico Russo (28)
  • Tarcisio Salvi (49)
  • Gianfranco Sarto (47)
  • Amedeo Giuseppe Spolaore (55)
  • Mario Spanu (41)
  • Tarcisio Venturin (23)
  • Jean Michel Walla
  • Claudio Zavaroni (28)

Konsekuensi

Kepolisian Inggris menyelidiki lebih lanjut dari berbagai sumber. Film sepanjang 17 menit dan berbagai hasil jepretan kamera menjadi alat untuk mengungkap kejadian tersebut. TV Eye menayangkan satu jam penuh perihal Tragedi Heysel, dan foto-foto pun dipublikasikan melalui media massa. Hanya 27 orang akhirnya ditahan dengan kasus penganiayaan dan pembunuhan, sebagian besar mereka berasal dari Merseyside dan memang telah beberapa kali berurusan dengan hukum karena kerusuhan sepakbola. 14 orang pendukung Liverpool itu akhirnya dipidana atas dakwaan tersebut.
Setelah penyelidikan lebih lanjut, pada tanggal 30 Mei 1985 UEFA melalui penyidik resminya, Gunter Schneider, menyatakan bahwa kesalahan sepenuhnya ada di pihak Liverpool. Bahkan kemudian, pada tanggal 31 Mei 1985, Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher mendesak FA untuk melarang tim-tim Inggris untuk bermain di Eropa. Dua hari kemudian UEFA secara resmi memutuskan untuk melarang semua klub sepakbola Inggris untuk melakukan pertandingan di seluruh Eropa untuk "waktu yang belum ditentukan". Tanggal 6 Juni putusan itu berubah menjadi pelarangan bertanding di seluruh dunia, namun seminggu kemudian diputuskan bahwa pertandingan persahabatan diperbolehkan. Sanksi ini tidak berlaku untuk Timnas Inggris.
Putusan terakhir adalah pengucilan klub-klub Inggris dari peta persepakbolaan dunia selama lima tahun, dan tiga tahun tambahan khusus untuk Liverpool dan akhirnya mendapat keringanan dengan hanya satu tahun tambahan. Peristiwa Heysel telah merugikan klub-klub Inggris seperti Manchester United, Arsenal, Everton, Nottingham Forest, Chelsea, Tottenham Hotspur, dan lain-lain yang pada rentang waktu tersebut sebenarnya berhak untuk ikut ambil bagian dalam kompetisi Eropa.
Hukuman yang begitu berat tersebut adalah sebagai peringatan bahwa kekerasan dalam sepakbola tidak boleh terjadi kembali. Suporter asal Inggris memang terkenal akan kebrutalannya. Makanya dari sanalah muncul istilah "hooliganisme". 10 tahun sebelum tragedi ini, di final European Cup 1975 fans Leeds United membuat kerusuhan dengan menyerang suporter Bayern Muenchen, berikut pemain dan offisial. Masyarakat sepakbola mengutuk tindakan itu namun UEFA masih memberi keringanan dengan hanya menghukum dengan larangan bertanding di kejuaraan Eropa untuk Leeds United selama 4 tahun. Setahun sebelum Final Piala Champions 1985, sebenarnya hooligan Liverpool juga sudah bentrok dengan tifosi AS Roma dalam ajang yang sama. Namun keributan itu tidak sampai mendapat begitu banyak perhatian.

Peringatan

Sebuah tugu peringatan Tragedi Heysel didirikan dengan biaya £140,000. Diresmikan tepat 20 tahun setelah kejadian tersebut, 29 Mei 2005. Berbentuk jam matahari, tugu tersebut dihiasi dengan batu-batuan yang berasal dari Italia dan Belgia. Sebuah puisi "Funeral Blues" oleh penyair Inggris W. H. Auden melengkapi simbolisasi kesedihan tiga negara. 39 lampu bersinar untuk setiap korban Heysel. Tugu peringatan ini didesain oleh seniman Perancis Patrick Remoux.
Perdelapan final Liga Champions 2005 mempertemukan kedua tim. The Kop, di Liverpool mengkoordinasikan sebuah koreografi mosaik bertuliskan "Amicizia" ditujukan kepada para suporter Juventus yang memadati Anfield. Artinya persahabatan, sebuah permohonan maaf kepada tifosi Juventus. Sebagian tifosi menyambutnya, namun tidak sedikit pula yang menolaknya karena rentang waktu uluran persahabatan tersebut terlalu lama, 20 tahun sejak tragedi Heysel pecah.

Asal Usul Nama Juventus

Julukan Juventus

09 Mei
Ketika Juventus didirikan oleh para siswa bahasa di perguruan Liceo D’Azeglio, Turin tahun 1897, pemilihan nama memang sempat menjadi isu yang menimbulkan perdebatan seru, sengit dan tak kunjung menghasilkan kesepakatan. :@

Berbagai ide sempat dilayangkan dan dilontarkan dalam kesempatan itu. Setelah beberapa lama, sempat muncul nama Augusta Tourinorum. Nama itupun tidak disetujui. :(

Akhirnya secara kebetulan, ada yang memunculkan nama Juventus. Kebetulan, arti nama ini cukup dinamis. Dalam bahasa latin, Juventus berarti muda. Cocok dengan pendiri Juventus yang seluruhnya anak – anak muda. Sepakatlah mereka menamai klub yang bakal mereka bentuk dengan nama Juventus.

Nama Juventus justru dijadikan roh klub ini. Klub berjiwa muda, dinamis dan ambisius mengejar kebesaran. Memang agak aneh. Sebab, rata – rata klub sepakbola di Italia saat itu mengambil nama kotanya. Sebut saja AC Milan, AS Roma, Napoli, dsb. Meski begitu, nama Juventus makin berwibawa di Liga Italia. :d

Itu baru nama resmi. Dalam perjalannya Juventus memiliki banyak sebutan. Julukan I Bianconeri jelas mengacu pada warna kostum kebanggaan klub ini. Sebab, bianconero berarti hitam – putih. Makna sebutan itu sama dengan julukan Juventus lainnya, yakni Zebra.

Julukan itu muncul setelah Juventus memakai kostum hitam – putih. Sebab sebelumnya klub ini berkostum pink. Dalam catatan sejarah Juventus, mereka baru pada tahun 1903 menggunakan kostum hitam – putih.

Pergantian warna kostum itu tadinya tidak ada filosofi sama sekali. Sebab, semua itu terjadi karena kecelakaan. Gara – garanya, kostum yang di pesan di Nottingham County itu salah warna. Harusnya hitam – pink, tapi menjadi hitam – putih karena bagian warna pink terlalu muda.

Sejak itulah julukan I Bianconeri melekat pada Juventus. Tapi itu bukan satu – satunya julukan. Seiring dengan sukses Juventus meraih gelar demi gelar, julukan lain bermunculan.
Agak aneh adalah julukan La Vecchia Signora. Julukan yang berarti Nyonya Tua ini sangat kontras dengan nama Juventus yang berarti muda dan bersemangat seorang pemuda. Seolah julukan itu mengolok Juventus yang seperti nyonya tua, renta dan tanpa daya.

Tapi, maksudnya justru sebaliknya. Julukan itu diberikan tifosi Juventuis sendiri dengan maksud membanggakan klub tersebut. Nyonya Tua berarti sudah kenyang pengalaman, prestasi dan kebesaran. Klub terbesar atau ibu dari segala klub di Italia.

Dengan kata lain, para suporter ingin menggambarkan Juventus sebagai klub yang selalu berjiwa muda, tetapi memiliki sejarah dan prestasi besar seperti orang yang sudah tua dan matang.

Julukan tersebut muncul seiring dengan merebaknya kelompok supporter Juventus di Turin. Ini terjadi pada tahun 1970-an, dan semakin ramai lagi pada tahun 1980-an.

Di era yang sama, Juventus memang meraih banyak gelar di Serie A, terutama pada awal tahun 1980-an. Pada musim 1981-1982, Juventus meraih gelar scudetto yang ke-20, yang berarti berhak menyandang 2 bintang di dadanya. Julukan La Vecchia Signora itu akhirnya paling populer, dibandingkan dengan julukan lain.

Tak puas dengan julukan itu, para supporter membuat julukan lagi. Julukan itu adalah La Fidanzata d’Italia. Artinya Tunangan Italia. Fidanzata adalah kata feminin, personifikasi perempuan yang mengacu pada sebutan La Vecchia Signora.




Maksudnya tak lain ingin menunjukan bahwa Juventus sebagai klub terbesar di Italia. Saking besarnya, Juventus layak bersanding dengan timnas Italia, atau kebanggaan seluruh negeri Pizza.

Faktanya memang pengemar Juventus di Italia paling banyak. Mencapai 10 juta lebih, jauh dibandingkan jumlah tifosi AC Milan yang menduduki urutan ke-2.

Ya, jati diri Juventus adalah klub berjiwa muda tapi punya prestasi tua, pun menjadi tambatan hati publik Italia dan bahkan mungkin juga dunia. :D

Biografi 'Il Capitano#10' Del Piero - Legenda Sepekbola Juventus




Biodata/Profil Alexandro Del Piero
Nama : Del Piero Alessandrao/Aelxandro Del Piero
Lahir: 09 November 1974
Tempat Lahir : Conegliano Veneto
Kewarganegaraan: Italia
Tinggi : 175 cm
Berat badan : 74 kg
Julukan: Il Pinturichio, Mr Juventus, Il Fenomeno

Personal penghargaan:

- Best Italian Player
- UEFA Champions League Top Scorer
- Kebanyakan Karismatik Penyerang di Italia
- All-Time Top Scorer untuk Juventus

Del Piero Alessandrao lahir pada tanggal 9 November 1974 di Conegliano Veneto, Italia dalam sebuah keluarga sederhana dimana ayahnya adalah seorang tukang listrik dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Sementara tumbuh dewasa dianggap menggelikan Del Piero membuat dia hidup sebagai seorang sopir truk karena dia ingin melihat dunia di luar rumah, tetapi diubah pedesaan ambisinya untuk menjadi pemain sepak bola.

Del Piero merupakan salah satu pencetak gol tercepat di Liga Champions. Pada tahun 1997, dia mampu membuat gol pada detik ke 20,12 ketika Juventus melawan Manchester United. Namun prestasinya masih kalah dengan Roy Makaay. Tak banyak pemain yang memiliki rasa kesetiaan begitu tinggi kepada klub seperti yang dimiliki Alessandro Del Piero. Sejak bergabung dengan Juventus pada tahun 1993, pemain berusia 34 tahun ini tetap bertahan dan tidak mau pindah meninggalkan I Bianconeri.

Del Piero mengawali kariernya dengan bermain bagi klub Padova pada usia 13 tahun. Pada tahun 1991 ia mendapat kesempatan untuk bermain secara profesional untuk pertama kalinya dengan bermain di Serie-B sebanyak empat kali. Pada musim berikutnya ia bermain 10 kali dan berhasil mencetak gol pertamanya.


Tahun 1993, Juventus membeli Del Piero. Debut pertamanya bersama I Bianconeri adalah saat melawan Foggia pada bulan September 1993. Pada pertandingan berikutnya melawan Reggina, pria berwajah ganteng ini mencetak gol pertamanya bagi Juventus. Padahal kala itu ia menjadi pemain pengganti. Del Piero kemudian berhasil menciptakan hat-trick pertamanya ketika Juventus melawan Parma pada musim yang sama.

Del Piero secara bertahap berkembang menjadi sebuah ikon klub Juventus dan dipuja oleh pendukung klub. Dengan klub Turin, dia memenangkan juara Serie A Italia tujuh kali (1995, 1997, 1998, 2002, 2003, 2005 dan 2006), Liga Champions UEFA sekali (1996), dan Piala Interkontinental sekali (1996). Dia menyelesaikan musim 2007-2008 Serie A musim sebagai liga pencetak gol terbanyak dengan 21 gol. Del Piero adalah salah satu dari sedikit pemain yang memutuskan untuk tetap ke Old Lady ketika mereka diturunkan ke Seri B pada musim panas 2006 untuk pertandingan-fixing.

Del Piero terkenal dengan kemampuannya dalam menggiring bola. Ia juga menjadi penendang tendangan bebas yang jitu. Tak heran karena itulah ia dianggap sebagai salah satu pemain terbaik di dunia dalam mengeksekusi free kick. Del Piero adalah pemain yang sangat serbaguna yang bisa bermain di manapun di antara lini tengah dan serangan. Dia dapat bermain sebagai penembak jitu atau striker, sebagai pendukung striker, sebagai gelandang atau sebagai lubang-pemain.

Alessandrao Del Piero juga terkenal memiliki karir internasional bersama tim nasional Italia. Dia adalah bangsa sepanjang masa keempat pencetak gol terkemuka dan memenangkan Piala Dunia Jerman 20.006. Dia ditampilkan dalam Euro’96, Piala Dunia 2002, Euro 2000, Piala Dunia 2002 dan Euro 2004 juga.

ebenarnya banyak klub-klub besar Eropa yang tertarik dan ingin membeli Del Piero. Tapi ia menolaknya. Hatinya telah diberikan hanya kepada Juventus. Ketika I Bianconeri terkena skandal Calciopoli dan harus terkena hukuman degradasi ke Serie-B pada tahun 2006, Del Piero bahkan tidak meninggalkan klubnya itu. Ia tetap bertahan. Berkat dirinya pula Juventus akhirnya berhasil kembali ke Serie-A.

Penampilan terbaik pria penggemar band Oasis ini adalah pada musim 1997-98. Bersama Juventus, Del Piero berhasil mencetak 21 gol sepanjang tampil di Serie-A. Di musim yang sama inilah ia juga menjadi top skorer Liga Champions dengan torehan sebanyak 10 gol.

Berbagai penghargaan telah banyak direbut pria yang hobi membaca ini. Tapi prestasi terbesarnya adalah ketika ia mendapatkan penghargaan Golden Foot 2007. Penghargaan ini diberikan oleh World Champions Club kepada pemain yang usianya di atas 29 tahun yang dinilai berprestasi. Walaupun kariernya di timnas tidak sesukses ketika ia bermain di klub, tapi nama Del Piero tak pelak telah menjadi legenda Italia dan ikon sepak bola Eropa.

Daftar Pemain Juve Peraih Pemain Terbaik Eropa dan Dunia

PEMAIN TERBAIK EROPA (Ballon d'Or) :
1961 - Omar Sivori..
1982 - Paolo Rossi..
1983 - Michel Platini..
1984 - Michel Platini..
1985 - Michel Platini..
1993 - Roberto Baggio..
1998 - Zinedine Zidane..
2003 - Pavel Nedved..
2006 -  Fabio Cannavaro..

PEMAIN TERBAIK DUNIA :
1993 – Roberto Baggio..
1998 – Zinedine Zidane..
2000 – Zinedine Zidane..
2006 -  Fabio Cannavaro..


Daftar 6 Kiper Legendaris Juventus - Sang Legenda dibawah mistar...


Daftar 6 Kiper Legendaris Juventus:

1. Dino Zoff (1972-1983)
Tanggal lahir : 28 Februari 1942 (69 thn)
Tempat lahir : Mariano del Friuli, Italia
Tinggi : 1.82 m (5 ft 12 in)
Prestasi bersama Juve :
- Serie A 1972-73,1974-75,1976-77,1977-78,1980-81,1981-82
- Coppa Italia 1978-79, 1982-83
- UEFA Cup 1976-77.

2. Stefano Tacconi (1983-1992)
Tanggal lahir : 13 Mei 1957 (54 thn)
Tempat lahir : Perugia, Italy
Tinggi : 1.93 m (6 ft 4 in)
Prestasi bersama Juve :
- Serie A 1983–84, 1985–86
- Coppa Italia 1982–83, 1989–90
- Champion League 1984-85
- UEFA Super Cup 1985
- Intercontinental Cup 1985.

3. Angelo Peruzzi (1991-1999)
Tanggal lahir : 16 Februari 1970 (41 thn)
Tempat lahir : Viterbo, Italy
Tinggi : 1.81 m (5 ft 11 in)
Prestasi bersama Juve :
- Serie A 1994–95, 1996–97, 1997–98
- Coppa Italia 1994–95
- Champion League 1995–96
- UEFA Cup 1992-93
- UEFA Super Cup 1996
- Intercontinental Cup 1996.

4. Edwin Van der Sar (1999-2001)
Tanggal lahir : 29 Oktober 1970 (40 thn)
Tempat lahir : Voorhout, Netherlands
Tinggi : 1.97 m (6 ft 5.5 in)
Prestasi bersama Juve :
- UEFA Intertoto Cup 1999.

5.Nama Lengkap : Michelangelo Rampulla
Julukan :
Tanggal Lahir : 10 August 1962
Tempat Lahir : Patti (Italy)
Negara : Italy
Tinggi : 1,89 m
Berat :
Posisi : Goalkeeper
Periode di Juventus : 1992 - 2002


6. Gianluigi Buffon (2001-...)
Tanggal lahir : 28 Januari 1978 (33 thn)
Tempat lahir : Carrara, Italy
Tinggi : 1.91 m (6 ft 3 in)
Prestasi bersama Juve :
- Serie A 2001–02, 2002–03, 2004–05, 2005–06
- Serie B 2006-07
- Supercoppa Italiana 2002, 2003.......!!!!!!