Pavel Nedved : Tidak Bisa Hidup Tanpa Juve
Pavel Nedved. Bagaimana memulai kisah tentang pemain ini? Perasaan
kagum, bangga, takjub semua bercampur menjadi satu saat mengumpulkan
data fakta tentang Legenda satu ini. Terlalu banyak kisah legendaries
dari sosok Nedved yang mampu membangkitkan semangat & mengajari kita
semua tentang arti sebenarnya dari Juventus. Kita mulai saja dengan
meneriakkan cori yang selalu diteriakkan di Curva sud, “Pavel Pavel
Nedved Nedved!”
“Saya berangkat ke sekolah sepakbola yang jaraknya 60 mil (96 km) dari
rumah. Berlatih 12 jam sehari menggunakan kedua kaki hingga Saya tidak
tahu lagi kaki mana yang lebih kuat. Di Sparta Praha usai pertandingan
Saya akan kembali ke lapangan untuk berlatih hingga lampu dipadamkan”
Pavel Nedved
Pavel lahir di Cheb sebuah kota kecil di dekat ibukota Praha. Kedua
orang tua Nedved Vaclav and Ana selalu menginginkan agar anaknya ini
menjadi seorang akuntan. Namun takdir berkehendak lain. Sejak kecil
Nedved sudah menunjukkan kecintaan yang luar biasa terhadap sepakbola.
Melihat bakat & minat Nedved yang besar inilah Vaclav & Ana
akhirnya memutuskan untuk memasukkan anak mereka dalam sebuah tim lokal
(youth) bernama TJ Skalna. Saat itu usia Nedved masih 5 tahun. Di tim
lokal ini Nedved bertahan selama 8 tahun untuk kemudian pindah ke Rudá
Hvězda Cheb. Semusim di klub ini, Nedved kemudian pindah lagi ke Skoda
Plzen, di tim inilah Nedved bertemu dengan Josef Žaloudek yang dikenal
sebagai pelatih junior terbaik di seluruh Republik Ceko. Josef saat itu
langsung menyadari potensi besar Nedved yang sejak masih remaja
terkenal dengan kondisi fisik yang prima serta tendangannya yang sangat
keras. Josef memberikan perhatian khusus kepada perkembangan Nedved,
di liburan musim panas misalnya secara khusus Josef mengajak Nedved
tinggal di apartemennya dan melatihnya secara pribadi. Josef kemudian
dikenal sebagai ayah kedua bagi Nedved. Yang menarik adalah, Josef
meniggal akibat serangan jantung tepat pada tahun dimana Nedved
menerima penghargaan individu tertinggi dalam karirnya, 2003.
“Josef Zaloudek adalah sosok yang sangat berarti dalam hidup saya. Ia
tidak hanya mengajadi tentang bagaimana menjadi seorang pe-sepakbola,
tapi juga tentang menjalani sebuah kehidupan.” Pavel Nedved
5 tahun di Skoda Plazen, Nedved mendekat ke ibukota praha dan bergabung
dengan tim Dukla Prague (musim 91/92). Di tim inilah Nedved memulai
karir profesionalnya pada usia 19 tahun dan untuk pertama kalinya
menggunakan jasa seorang agen / manager. Agen pertama Nedved tidak lain
adalah Zdeňkem Nehodou seorang mantan pemain hebat & juara eropa
pada tahun 1976. Nehodou lah yang kemudian banyak mengajarkan tentang
empati yang dibutuhkan untuk menjadi seorang juara. Selama satu musim di
Dukla Prague, Nedved bermain sebanyak 19 pertandingan dan
menyumbangkan 3 gol. Melihat kepiawaian Nedved, Tim terbesar di Ceko
yaitu Sparta Prague pun merekrut Nedved di musim 92-93. Selama 4 musim
di Sparta Nedved bermain sebanyak 117 pertandingan dan mencetak 28 gol
serta memenangkan beberapa gelar seperti 3 kali Juara Liga Ceko dari
musim 92-93 sampai 94-95 (3 musim berturut-turut) serta satu Piala Liga
(96).
Sukses di
level tim kemudian membuka peluang Pavel untuk berlaga di ajang
internasional, EURO 1996 di Inggris. Selain sukses mengantarkan Rep.
Ceko lolos ke putaran final, secara mengejutkan penampilan cemerlang
Nedved berhasil mengantarkan Ceko menjadi runner up setelah dikalahkan
Jerman di partai final. Dalam kompetisi ini Nedved juga mencetak satu
gol ke gawang Italia yang dalam turnamen ini harus tersingkir di babak
penyisihan group. Prestasi Nedved di ajang inilah yang membuat namanya
laris diburu tim-tim besar eropa lainnya. Adalah PSV Eindoven &
Lazio yang saat itu serius mendatangkan Nedved. Perburuan akhirnya
dimenangkan oleh Lazio yang saat itu dilatih oleh Zdenek Zeman yang
kebetulan juga berasal dari Rep. Ceko. Nedved resmi pindah berlaga di
Serie A dengan nilai transfer €4.5jt.
“Ayah mengajarkan bahwa sepakbola yang sempurna sebagian dimainkan di
hati & sebagian lagi di otak. Saya harus berlatih dengan keras tapi
harus lebih keras lagi saat bertanding. Tahu kapan harus bermain
sebagai tim dan kapan mengandalkan kemampuan individu. Tapi yang paling
penting adalah kita harus memiliki Integritas” Pavel Nedved
Masa-masa awal kehidupan Nedved di Italia tidaklah mudah. Selain harus
berusaha menguasai bahasa Italia, Sang Istri Ivana juga sedang hamil
saat itu. Ditambah lagi dengan tuntutan untuk selalu bekerja keras yang
disematkan kepada Nedved baik di sesi latihan maupun saat pertandingan
untuk dapat bersaing dengan rekan-rekan satu tim nya di Lazio.
Beruntung Pavel tidak butuh waktu terlalu lama untuk dapat beradaptasi
dengan kehidupan barunya ini.
Di musim perdananya Nedved bermain di 38 pertandingan dan menyumbangkan
total 10 gol serta membawa Lazio finish di posisi ke 4 klasemen akhir.
Total selama 5 musim di Lazio Pavel menyumbangkan 1 gelar scudetto, 2
coppa Italia, 2 super copa italia, 1 Piala Winners (Europa League)
& 1 UEFA super cup. Selama di Lazio, Nedved pernah ditangani
pelatih-pelatih hebat seperti Dino Zoff & Sven Goran Eriksson.
Pada kompetisi EURO 2000 meski melalui babak kualifikasi dengan sangat
baik, Rep. Ceko gagal mengulang prestasi 4 tahun lalu di Inggris. Kali
ini Nedved dkk gagal melewati Belanda & Perancis di babak
penyisihan group. Namun perlu dicatat, seusai ajang ini Nedved
dipercaya menjadi Kapten Tim Nasional Rep. Ceko pada usia 28 tahun.
Sesuai dengan karakteristik Nedved sebagai pemain yang berambisi untuk
meraih prestasi tertinggi, semua gelar yang berhasil diraihnya selama
di Lazio ternyata belum cukup. Pada musim panas 2001, Nedved jadi
rebutan tim-tim besar di Eropa. Sebut saja Manchester United, Real
Madrid, Arsenal, Barcelona, Inter Milan, Chelsea & yang paling
serius Juventus. Menanggapi hal ini, Pemilik Lazio saat itu Sergio
Cragnotti mengatakan “Kami memiliki 3 permata dalam diri Nesta, Veron
& Nedved. Ketiganya tidak dijual”. Namun masalah financial yang
melanda Lazio membuat Cragnotti harus putar otak dan menemukan strategi
yang menarik. Saat itu juga Lazio langsung memperpanjang kontrak
Nedved hingga 2006 dan mengatakan bahwa Nedved & keluarganya
bahagia tinggal di Roma dan ingin mengakhiri karir di Lazio.
Strategi ini ternyata tidak membuat Juventus mundur. Luciano Moggi
sadar bahwa Cragnotti sedang dililit masalah finansial dan butuh dana
segar. Selain itu selama negosiasi itu dua kali Marcelo Lippi menemui
Nedved dengan jet pribadi untuk menjanjikan posisi kunci di tim
asuhannya. Nedved juga diyakinkan bahwa didunia ini tidak ada lagi tim
yang menawarkan ketenaran, tradisi & ambisi seperti yang dimiliki
Juventus dan keluarga Agnelli. Hingga akhirnya Juventus memberikan
penawaran sebesar €41jt (rekor nilai transfer terbesar bagi seorang
pemain asal Ceko) untuk mendatangkan Nedved. Sebuah penawaran yang sulit
ditolak oleh Lazio maupun Nedved secara pribadi.
Singkat kata, Pavel pun berlabuh ke kota Turin untuk membela salah satu
tim terbesar di dunia, Juventus. Saat itu Nedved sudah menginjak usia
29 tahun, usia yang bisa dikatakan senja untuk seorang pemain tengah.
Beberapa kalangan menilai direksi Juve terlalu berani mengeluarkan uang
dalam jumlah sebesar itu untuk seorang pemain yang sebentar lagi
menginjak kepada tiga. Apalagi Nedved didatangkan sebagai pengganti
Zinedine Zidane, legenda lainnya yang pada musim yang sama ditransfer ke
Real Madrid dengan nilai transfer €75jt. Bersamaan dengan Nedved,
Luciano Moggi juga mendatangkan nama-nama besar seperti Buffon &
Thuram yang menunjukkan keseriusan manajemen untuk berbenah & segera
memenangkan sesuatu.
“Anda bisa hidup tanpa sepak bola, tapi tidak tanpa Juventus!” Pavel Nedved
sumber : Kaskus(Juventini Kaskus dan JCI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar